Pages

Showing posts with label Wirausaha. Show all posts
Showing posts with label Wirausaha. Show all posts

Saturday, October 19, 2013

PROFIL INVESTASI, ALOKASI INVESTASI DAN USIA ANDA

Sebagaimana telah saya kemukakan pada tulisan sebelumnya (Profil Resiko Investasi), profil investor dapat dikategorikan menjadi tiga: konservatif, moderat, dan agresif.
Di dalam melakukan investasi apapun, ada prinsip terkenal yang dikumandangan kepada semua investor, yaitu: Don’t put all your eggs into one basket!
Karena semua investasi mengandung resiko, kita diperingatkan untuk tidak sekali-kali menempatkan seluruh dana investasi dalam satu pihak (bank atau perusahaan tempat kita

berinvestasi), karena jika terjadi sesuatu yang buruk dengan pihak tersebut, maka habislah semua dana investasi kita. Inilah yang disebut prinsip diversifikasi investasi untuk mengurangi resiko.
Melakukan diversifikasi sendiri merupakan kendala tersendiri bagi investor karena diperlukan dana yang besar sekali untuk berinvestasi pada beberapa jenis instrumen. Bagi investor individu, kendala ini dapat diatasi dengan berinvestasi melalui reksa dana. Saat ini telah banyak jenis-jenis reksa dana yang dapat Anda pilih, hanya dengan uang beberapa ratus ribu atau juta rupiah. Secara garis besar, reksa dana ini dibagi menjadi: reksa dana pasar uang (cocok untuk yang berprofil resiko konservatif), reksa dana pendapatan tetap (cocok untuk yang berprofil resiko konservatif), reksa dana campuran (cocok untuk yang berprofil resiko moderat), dan reksa dana saham (cocok untuk yang berprofil resiko agresif).

Selain itu, dilihat dari umur Anda saat ini, ada hubungannya antara aset investasi dan usia Anda. Berikut uraiannya:
Umur Pertengahan Dua Puluhan
Gaya hidup: Cepat, agresif, berpenghasilan tetap dan toleransi resiko yang tinggi (profil resiko agresif).
Umur Tiga Puluh sampai Awal Empat Puluhan
Gaya hidup: Pasangan karir dengan beberapa atau tanpa anak (profil resiko moderat cenderung agresif)
Umur Pertengahan Lima Puluhan
Gaya hidup: Masih banyak menyisihkan uang untuk pembayaran biaya pendidikan anak, mulai berpikir pensiun dan kebutuhan untuk melindungi pendapatan (profil konservatif cenderung moderat).
Umur Akhir Enam Puluhan atau Lebih
Gaya hidup: Menikmati masa-masa pensiun, memerlukan biaya kesehatan untuk berjaga-jaga yang cukup besar (profil resiko konservatif).

Sementara itu, untuk investasi jangka panjang (paling tidak lebih dari 10 tahun), ada pendekatan strategi investasi yang menarik yang dikenal dengan aturan 100, 110, 120. Pendekatan ini menjelaskan bahwa besarnya unsur saham dalam portofolio selain tergantung dari usia seseorang juga toleransi resiko yang mereka miliki. Investor konservatif sebaiknya menetapkan alokasi saham sebesar 100 dikurangi dengan umur yang bersangkutan. Investor moderat menggunakan angka 110 yang kemudian akan dikurangkan dengan umur yang bersangkutan. Sedangkan investor agresif menggunakan bilangan 120 dengan pengurang umur yang bersangkutan. Berikut penjelasannya:

  • Kurangkan umur dari angka 100, 110 atau 120
  • Hasil pengurangan tersebut diinvestasikan dalam bentuk saham (atau reksa dana saham)
  • Dari sisa hasil pengurangan tersebut, ambillah 10% untuk diinvestasikan pada instrumen pasar uang (atau reksa dana pasar uang)
  • Sisa akhir dimasukkan ke dalam instrumen pendapatan tetap (atau reksa dana pendapatan tetap).
Contoh: Anda adalah investor konservatif yang memiliki uang 100 juta dan umur Anda 30 tahun, maka 70 juta akan masuk dalam saham (atau reksa dana saham), 3 juta pada pasar uang (atau reksa dana pasar uang) dan 27 juta pada instrumen pendapatan tetap (atau reksa dana pendapatan tetap).

CARA MEMILIKI UANG SATU MILYAR TANPA KORUPSI


Seberapa besarkah arti uang Rp 1 milyar bagi Anda? Bagi sebagian besar dari kita, nilai tersebut sangatlah besar. Dengan uang Rp 1 milyar, banyak yang dapat kita beli atau mimpi yang dapat kita wujudkan. Jika memang demikian, mengapa kita hanya berdiam diri saja? Kalau orang lain saja dapat memilikinya, kenapa kita tidak? Berikut adalah beberapa cara kita memperoleh uang Rp milyar tanpa harus KORUPSI.

Pertama-tama, tentukan dulu apa tujuan finansial Anda. Sebagai contoh, Anda ingin membeli sebuah rumah seharga Rp 1 milyar. Untuk mendapatkan uang sebesar ini dan membeli rumah secara tunai, tentu perlu waktu yang lama. Untuk mengakalinya, beli saja rumah seharga Rp 1 milyar secara kredit. Anda hanya perlu mengumpulkan uang mukanya dulu, katakanlah sebesar 30%. Ternyata Anda hanya perlu berinvestasi secara rutin sekitar Rp 6,350 juta per bulan pada produk dengan target hasil investasi rata-rata 10% per tahun selama lima tahun. Jika tidak berinvestasi, maka Anda harus menabung sebesar Rp 8,1 juta per bulan selama lima tahun ke depan.
Contoh lain adalah jika Anda ingin memiliki Rp 1 milyar sebagai dana pensiun dalam waktu 15 tahun. Jika Anda memperhitungkan inflasi 0%, maka Adna hanya perlu berinvestasi sekitar Rp 525.000 per bulan pada produk dengan target hasil investasi 25% per tahun, selama 15 tahun ke depan. Jika Anda memperhitungkan inflasi 10% sehingga dana yang Anda butuhkan menjadi 4,1 milyar, maka Anda perlu berinvestasi sekitar Rp 2,2 juta per bulan pada produk dengan target hasil investasi rata-rata 25% per tahun, selama 15 tahun. Jika tidak berinvestasi, maka Anda harus menabung sebesar Rp 5,6 juta per bulan (tanpa inflasi) atau Rp 23,25 juta per bulan (inflasi 10%) selama 15 tahun ke depan.
Itulah beberapa cara untuk mendapatkan uang Rp 1 milyar tanpa harus korupsi. Banyak cara lain untuk mencapainya. Kita hanya perlu lebih mengerti hubungan antara resiko dan hasil investasi, sehingga mengerti cara kerja berbagai produk investasi.

Amung

Label