Pages

Showing posts with label Misteri. Show all posts
Showing posts with label Misteri. Show all posts

Monday, October 7, 2013

Bertemu Hantu Pocong di Gedung Lawang Sewu Semarang

Namaku Supriyono. Waktu itu, sekitar sepuluh tahun yang lalu, aku dan dua orang kawanku, Yudha dan Eko sedang berwisata ke Lawang Sewu, sebuah gedung tua bersejarah di kota Semarang. Di sana, setelah kami mencari juru kuncinya, kami meminta ijin untuk masuk. Setelah diberi ijin, kami diantarkan memasuki gedung tua bersejarah itu. Saay masuk di pintu gerbang yang besar kami diberi beberapa nasehat serta pantangan.  Berikut adalah Cerita Bertemu Hantu Pocong di Gedung Lawang Sewu SemarangSaat kami melewati lorong, tiba-tiba aku merasa merinding, seakan ada yang mengikutiku dari belakang. Akupun menoleh ke belakang, dan ternyata benar, sosok hantu wanita mengikutiku. Akupun kembali meneruskan berjalan di lorong itu. Pandanganku menyasar ke sekeliling, ternyata ada satu tangan besar hitam berbulu lebat menutupi jendela. Ya, itu tangan hantu gondoruwo. Tapi aku diam saja, aku tidak berkomentar karena sesuai pesan juru kunci bahwa kami tidak boleh berisik dan tidak boleh berkomentar di dalam gedung ini.



Perjalanan kami lanjutkan ke loteng atau ruang atas. Nuansa mistis gedung ini kian terasa. Kami bertiga saling terdiam. Kami melihat hantu pocong dengan muka hancur tak karuan.  Kami segera turun, dan perjalanan kami lanjutkan ke ruang tengah. Setelah kami memasuki ruangan, aku melihat sebuah bayangan berkelebat menembus tembok,

Perjalanan kami lanjutkan ke ruang bawah tanah atau 'bungker', namun menurutku ruangan ini sebenarnya ini bukanlah bungker tetapi melainkan tempat penyimpanan atau persediaan air bersih pada jaman Belanda. Maka tak heran jika sampai saat ini bangunan Lawang Sewu tersebut terus tergenang air dan harus di pompa keluar agar air tidak membanjiri objek wisata utama di Lawang Sewu tersebut.

Saat pertama turun ke ruang bawah tanah tersebut, nuansa mistik sudah sangat terasa. Ruang tersebut pengap dan terdapat beberapa lampu temaram yg masih terlihat baru.  Konon, lampu-lampu temaram ini dipasang karena banyaknya orang yang kesurupan di tempat ini.
Saat memasuki ruangan ini, aku mendengar seperti ada suara banyak orang, tetapi tidak jelas orang banyak itu bicara apa. Pada saat kejadian ini, hanya aku yang mendengar, dua kawanku tak mendengar. Lalu kita semua bersama pemandunya segera naik ke atas dan meninggalkan ruang bawah tanah tersebut.

Lawang Sewu merupakan salah satu gedung bersejarah di Semarang, Jawa Tengah yang Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak meskipun pada kenyataannya jumlah pintunya tidak meencapai seribu. Bangunan kuno yang terletak di Semarang Jawa Tengah ini, ternyata memiliki cerita misteri yang sangat menyeramkan. Pasalnya, banyak masyarakat yang melihat penampakan-penampakan di lawang sewu semarang seperti hantu pocong, kuntilanak serta berbagai hantu lainnya. Lawang Sewu terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.

Bangunan utama Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri bagian. Jika pengunjung memasukkan bangunan utama, mereka akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Di antara tangga ada kaca besar menunjukkan gambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas. Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda.

Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, Lawang Sewu merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yaitu pusat perusahaan kereta api (trem). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag.

Mendapat Uang 500 Juta Rupiah dari Makhluk Gaib

Ilustrasi Makhluk Gaib

Waktu itu, sekitar empat tahun yang lalu, aku diajak kawanku yang bernama Wahyu untuk menemui makhluk gaib di daerah Garut yang katanya mau memberi uang 500 juta rupiah kepadanya. Meskipun aku sendiri tidak percaya, tapi aku setuju saja karena akan ada imbalan uang  kalau acara itu berhasil.  Setelah aku setuju, akhirnya hari dan jam keberangkatan ditentukan.  Menurut ceritanya, ia akan meminta uang kepada Makhluk Gaib itu sebesar 5 milyar rupiah.  Berkut ini adalah Cerita MendapatUang 500 juta rupiah dari Makhluk GaibSaat hari dan waktu keberangkatan yang telah ditentukan tiba, aku berangkat menuju ke rumah Wahyu, lalu tepat pukul 14.00, Kami berangkat berdua dengan mengendarai mobil.  Tepat jam 20.00 sampailah kami di kota Garut.  Karena sudah saatnya makan malam, mampir di sebuah warung. Usai makan malam, kami melanjutkan perjalanan.  Sekitar 1 jam perjalanan, tepat jam 22.00 tibalah kami di suatu perkampungan. Mobil yang dikemudikan Wahyu melaju perlahahan memasuki gang-gang yang ada di perkampungan itu.  Akhirnya mobil berhenti di halaman sebuah rumah sederhana, tapi halamannya cukup luas. Kami turun dari kendaraan lalu Wahyu mengetuk pintu rumah itu sambil memberi salam kepada penghuni rumah.
Terdengar jawaban salam dari dalam rumah, lalu seorang laki-laki muda membukakan pintu dan mempersilakan kami masuk dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Tak seberapa lama, tiga cangkir kopi panas terhidang di hadapan kami. Lalu seorang lelaki paruh baya menemui kami.  Namanya pak Anwar. Setelah mereka berbincang-bincang, aku tahu bahwa pak Anwar adalah semacam juru kunci yang akan mempertemukan Wahyu dengan makhluk gaib tersebut.
Tepat jam 23.00, pak Anwar bertanya kepada Wahtyu “bagaimana pak, sudah siap?”. “Siap pak”, jawab Wahyu.  Lalu pak Anwar mengajak kami masuk ke ruang tengah, kami semua duduk di lantai beralaskan karpet.  Di ruang tengah tersebut pak Anwar berkata kepada Wahyu. “begini pak, saya di sini hanya mempertemukan bapak dengan makhluk gaib itu, saya akan undang dia.  Masalah keberhasilan bukan di tangan saya ya”. “ya pak”, jawab Wahyu.
Lalu pak Anwar berkata lagi kepada Wahyu “nanti, saya akan masuk kamar dulu untuk mengundang makhluk gaib itu, dan kalau makhluk gaib itu datang, nanti bapak saya panggil untuk masuk dan bicara sendiri ya”. “baik pak”, jawab Wahyu.
“nanti ada lima pertanyaan yang akan diajukan kepada bapak oleh Makhluk gaib itu.  Pertanyaannya adalah siapa nama bapak, lalu  bapak lahir hari apa, siapa nama ibu kandung bapak,  bapak ada perlu apa dan untuk apa. Bapak harus bisa menjawab dengan benar semua pertanyaan itu”. Kata pak Anwar menjelaskan. “siap pak” jawab Wahyu. Aku hanya mendengarkan saja.
Kemudian pak Anwar memasuki kamar yang ada di sebelah ruang tengah itu, lalu pintu kamar ditutup, yang terdengar hanyalah suara pak Anwar yang sedang membaca do’a-do’a memanggil makhluk gaib.  Beberapa saat kemudian terdengar suara keras di atap rumah “dhug dhug dhug”, lalu terdengar suara pak Anwar sedang berdialog dengan seseorang yang bersuara agak bindheng. Setelah itu ada lagi suara dhug dhug di atap rumah, kemudian ada suara seperti mesin hitung uang yang pernah aku dengar di bank.
Kemudian pak Anwar keluar memanggil Wahyu, “mari pak, silakan masuk”.  “Saya takut pak”, kata Wahyu. “bagaimana pak, ini makhluk gaibnya sudah datang, dan uang juga sudah disiapkan”, kata pak Anwar. Lalu Wahyu menunjukku “kalau kamu saja bagaimana?” kata Wahyu kepadaku. “kalau diijinkan ya gak apa-apa”, jawabku.  “ya sudah tidak apa-apa”, kata pak Anwar, lalu aku masuk kamar itu bersama pak Anwar.
Aku duduk di samping pak Anwar.  Aku perhatikan dengan seksama semu keadaan kamar yang gelap itu,  Ada sosok  hitam di depanku sambil mengajukan beberapa pertanyaan kepadaku.  Semua pertanyaan aku jawab dengan benar, termasuk pertanyaan “kamu mau apa”, aku jawab “aku mau minta uang sebanyak 500 juta rupiah”.  “untuk apa?”, aku jawab “untuk bayar hutang, untuk modal usaha dan untuk bekal hidup serta ibadah”.
Lalu makhluk gaib itu berkata “sekarang saya mau menyerahkan uang itu kepadamu, berdirilah dan kita berjabat tangan untuk serah terima. Lalu aku berdiri dan karena gelap dan aku hanya menyodorkan tanganku saja tapi tanganku disambut dengan jabatan tangan besar berbulu. Lalu terdengar duara “aku serahkan uang 500 juta  kepadamu untuk dimanfaatkan”. “ya aku terima”, jawabku.  Lalu tangan yang menjabatku tiba-tiba hilang dan terdengan suara keras dhug dhug dhug.
“Alhamdulillah”, kata pak Anwar sambil menyalakan lampu. Lalu pak Anwar berkata “uang itu sebenarnya hak pak Seno karena yang akad adalah pak Seno, tapi terserah pak Seno” . “saya serahkan kepada pak Wahyu karena pak Wahyu yang berkepentingan”, jawabku sambil menyerahkan uang 500 juta kepada Wahyu. Wahyu sujud syukur lalu memelukku sambil terisak tak kuasa menahan tangis.   Ia sangat membutuhkan uang itu untuk melunasi hutang-hutangnya.
Setelah dikeluarkan zakat dan sedekahnya dan setelah dipotong keperluan membayar hutang, ada  sia uang 50 juta rupiah. Aku, pak Wahyu, pak Bambang dan pak Anwar masing-masing mendapat 10 juta rupaih, ada sisa uang 10 juta rupiah diserahkan kepada pak Anwar untuk biaya tasyakkuran. Alhamdulillah.

Berkenalan dengan Linda, Gadis Cantik Putri Raja Jin


Foto Ilustrasi Linda, Gadis Cantik Putri Raja Jin

 Cerita Berkenalan dengan Linda, Gadis Cantik Putri Raja Jin.  Cerita tentang jin dan alam gaib memang cukup menarik untuk disimak.  Masalah percaya atau tidak, itu lain soal. Kali ini Cerita Mistik akan menyajikan kiriman cerita dari pembaca setia infomistik.com di Kalimantan Selatan yang bernama Basori.  Ia menceritakan Kisah Dicintai Gadis Cantik Putri Raja Jin.  Cerita ini merupakan kisah nyata yang dialaminya dua puluh delapan tahun yang lalu, tepatnya tahun 1985, saat ia baru berusia 17 tahun dan masih duduk di bangku kelas III SMA.  Berikut ini adalah Cerita Berkenalan dengan Linda,Gadis Cantik Putri Raja Jin.
Waktu itu, tahun 1985 saat saya masih di kelas III SMA, menjelang EBTANAS (saat ini namanya Ujian Nasional atau UN).  Pada suatu malam, sekitar pukul 10 malam, saya sedang duduk sendiri di teras rumah sambil merenungkan masa depan, saya akan kuliah di mana selepas SMA. Saya bukanlah siswa yang pintar yang mudah memilih dan masuk jurusan apa saja di perguruan tinggi negeri mana saja.  Prestasi belajar saya biasa-biasa saja, cita-cita juga belum jelas mau jadi apa, yang jelas saya ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Di tengah lamunan itu, tiba-tiba mata saya tertuju pada sosok gadis cantik bergaun putih yang berdiri di bawah pohon yang ada di halaman rumah. Saya kaget, dari mana datangnya gadis itu malam-malam begini. Dalam kekagetan saya itu, gadis cantik itu mendekat dan tersenyum serta  menyapa saya sambil bertanya “kamu sedang apa?”. Saya masih terbengong dengan kekagetan dan kagum atas kecatikan gadis itu sehingga tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk menjawab pertanyaan itu.
Lalu gadis itu tersenyum lagi dan berkata “kamu kaget ya, namaku Linda, aku tinggal di sekitar sini.  Aku tahu namamu Basori”, katanya. Aku tambah kaget, dia tahu namaku, dia bilang tinggal di sekitar sini, padahal belum pernah aku melihat gadis secantik dia di sekitar kampungku ini.  Sama sekali aku tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.  Lalu dia berkata “ya sudah kalau tidak mau bicara, aku pulang dulu, sampai jumpa lagi”, katanya sambil pergi keluar melewati pintu halaman rumah saya yang tak berdaun pintu.
Sejak malam itu saya selalu terbayang kecantikannya, setiap saat.  Ada rasa ingin bertemu, ingin melihat kecantikannya lagi. Sore hari, sepulang sekolah, saya berjalan keliling kampung, mencari-cari di mana gadis cantik itu tinggal.  Barangkali ada penduduk baru di kampung saya ini, karena semua penduduk di kampung saya kenal, kecuali gadis cantik yang bernama Linda itu, belum pernah saya bertemu sebelumnya.  Kelimpungan saya dibuatnya.
Tepat 7 malam setelah pertemuan pertama, Linda datang lagi, saat saya sedang  duduk sendirian di teras. Seperti sebelumnya, dia datang tiba-tiba, saya tidak melihatnya masuk lewat pintu halaman, tiba-tiba ada di hadapan saya. Dia tersenyum saat aku melihatnya, dan dia berkata “sedang memikirkan apa, kelihatannya serius sekali”. Kali ini aku beranikan diri untuk bisa berbicara dengannya “ah enggak kok, hanya mikir masa depan”, jawab saya. “masa depan jangan dipikirkan, tapi dihadapi dan dijalani, kamu nikah dengan aku saja, nati masa depan kita hadapi dan kita jalani bersama-sama ya”,  kata Linda.
Saya terbengong dengan perkataannya, dia mengajak menikah. Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara ayah saya, “sudah malam, ada apa di luar sendirian, ayo masuk”. Saya menoleh ke arah ayah saya, lalu kembali menoleh ke arah Linda, dan ternyata Linda sudah tidak ada, tak tahu kemana.  Saya langsung masuk rumah dan ayah mengunci pintu.
Semalaman saya tidak bisa memejamkan mata, memikirkan gadis yang bernama Linda itu.  Akibat tidak tidur semalaman, pagi hari aku sangat mengantuk, saya tidak bisa berangkat sekolah.
Ayah saya melihat keanehan pada diri saya, ayah menanyakan kepada saya ada apa, saya hanya menjawab tidak ada apa-apa. Tapi ayah tetap merasa ada sesuatu.  Ayah memanggil kakaknya, yaitu pakde saya yang bernama  Burhan, ayah meminta pakde Burhan melihat saya.  Pakde Burhan adalah orang pintar di kampung saya.
Pakde Burhan mengatakan bahwa saya sedang dicintai gadis catik putri raja jin.  Lalu pakde Burhan mengambil segelas air minum dan satu ember  air dari sumur.  Kemudian, setelah air minum di gelas dan air yang ada di ember dibacakan do’a-do’a, saya disuruh meminum air minum yang ada di gelas dan air yang di ember buat saya mandi.
Setelah saya minum dan mandi dengan air tersebut, Linda tidak pernah muncul lagi hingga kini, namun kecantikan wajahnya masih tersisa dalam ingatan saya.

Kisah Legenda, Hantu Perempuan yang Mengungkap Pembunuhan Dirinya

Pada sore bulan Januari 1897, Erasmus Shue alias Edward, seorang pandai besi, menyuruh anak laki-laki tetangganya menemui Elva, istri yang telah ia nikahi selama tiga bulan.

Siapa tahu sang istri butuh sesuatu dari pasar. Tapi ketika anak laki-laki itu berjalan melalui pintu depan rumah pondok itu, ia menemukan tubuh Elva yang tak bernyawa di kaki tangga.



Anak itu terdiam sesaat, tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Tubuh wanita itu terentang lurus dengan kaki menyatu. Satu lengannya ada di sisi tubuh dan lengan satunya berada di dada. Kepalanya menghadap ke satu sisi.

Awalnya anak itu mengira Elva sedang tertidur di lantai. Ia melangkah mendekatinya, memanggil pelan, "Mrs. Shue?" Ketika wanita itu tidak merespon, anak itu panik dan berlari keluar rumah. Dia memberitahu ibunya apa yang ia temukan dan sang ibu memanggil dokter dan koroner, George W. Knapp.

Knapp tidak kunjung datang ke ruma Shue hingga hampir sejam. Ketika ia tiba, Shue sudah pulang, membawa jasad istrinya ke kamar tidur, membersihkan dan memakaikan pakaian, dan membaringkannya di tempat tidur.


Elva Zona Heaster Shue

Dia mempersiapkan jasad istrinya untuk pemakaman dibalut gaun berleher tinggi dengan kerah kaku dan menempatkan selendang untuk menutupi wajahnya.

Knapp hendak memeriksa jasad itu, Shue membuai kepala istrinya dan menangis. Ketika Knapp mencoba memeriksa leher dan kepala Elva, Shue memberontak. Knapp tidak ingin mengganggunya lebih lagi, sehingga ia pun meninggalkannya.

Ia tidak menemukan ada yang salah pada bagian-bagian tubuh yang ia periksa dan juga telah merawat Elva selama beberapa minggu sebelumnya, sehingga ia memutuskan mengubah penyebab kematiannya dari "pingsan berkepanjangan" menjadi "komplikasi masa kehamilan."

Jasad Elva dibawa ke rumah masa kecilnya di Little Sewell Mountain dan dimakamkan. Shue bertingkah aneh selama pemakaman. Ia berjalan di dekat peti mati, melakukan sesuatu pada kepala dan leher Elva.

Ia menutupi kepala istrinya dengan selendang tambahan yang sebenarnya tidak cocok dengan gaun pemakamanannya, tapi Shue berkeras bahwa itu adalah selendang favorit istrinya. Ia juga menyangga kepala mayat istrinya dengan bantal dan kain yang digulung.

Tingkahnya itu sangat aneh, tapi para tamu menganggap itu sebagai bagian dari proses pemakaman. Shue secara umum disukai orang sehingga tak ada yang mencurigainya.


Intuisi sang ibu

Kecuali Mary Jane Heaster, ibu Elva. Dia tidak pernah menyukai Shue, bahkan tanpa bukti apapun, dia yakin bahwa pria itulah yang membunuh putrinya.

Ia berharap Elva bisa memberitahunya apa yang terjadi. Ia kemudian berdoa agar entah bagaimana caranya Elva kembali dari kematian dan mengungkapkan kebenaran tentang kematiannya. Dia berdoa setiap malam selama berminggu-minggu, hingga akhirnya doanya terjawab.


Heaster mengatakan putrinya muncul dalam mimpinya selama empat malam berturut-turut dan bercerita. Awalnya, rohnya muncul sebagai cahaya yang terang, kemudian mengambil bentuk manusia dan membuat ruangan terasa dingin.

Hantu Elva mengaku pada ibunya bahwa Shue telah menyiksanya dengan kejam, dan suatu malam suaminya menyerangnya dalam kemarahan karena dia pikir Elva tidak memasak daging untuk makan malam.

Shue mematahkan lehernya, kata hantu itu sambil memutar kepalanya ke belakang. Kemudian hantu Elva berbalik dan berjalan pergi, menghilang kedalam gelap sambil memandang ibunya.

Heaster pergi ke jaksa penuntut lokal, John Preston untuk meminta kasus itu dibuka lagi. Tidak diketahui apakah Preston memercayai kisah hantu itu atau tidak, tapi Heaster berhasil membujuknya untuk mulai menanyai orang di seluruh kota.

Tetangga-tetangga Shue dan teman-temannya mengatakan tentang kebiasaan aneh lelaki itu saat di pemakaman, dan Dr. Knapp mengakui bahwa pemeriksaannya pada jasad Elva tidak lengkap.


Akhirnya Preston melakukan otopsi secara lengkap, dan beberapa hari kemudian, jasad Elva digali meskipun Shue menyampaikan keberatannya. Knapp dan dua dokter lainnya membaringkan jasad itu di sebuah gedung sekolah untuk dilakukan pengujian.

Koran lokal, The Pocahontas Times, kemudian melaporkan bahwa, "Pada tenggorokan terdapat bekas jari yang mengindikasikan bahwa dia dicekik ... bahwa lehernya bergeser antara tulang belakang pertama dan kedua. Tulang belikat robek dan putus. Batang tenggorokan remuk pada titik di depan leher."

Jelas bahwa kematian Elva tidak alami, tapi tidak ada bukti yang merujuk pada pembunuhnya, dan tidak ada saksi. Tingkah laku aneh Shue sejak kematian Elva melekat di pikiran Preston sehingga ia mulai mencurigai pria itu.

Di saat yang sama, ibu Elva menjelaskan dengan tepat bagaimana putrinya dibunuh sebelum otopsi dilakukan. Mungkin justru dialah pelakunya, dan cerita hantu itu hanya akal-akalan untuk menjebak Shue.


Bukan korban yang pertama

Preston melanjutkan investigasi dan mulai menyelidiki masa lalu Shue. Dia pun mengetahui bahwa Shue pernah menikah dua kali sebelumnya. Yang pertama berakhir dengan perceraian saat Shue dipenjara karena mencuri kuda. Istri pertamanya itu kemudian mengatakan pada polisi bahwa Shue sangatlah kasar dan suka memukulinya.

Pernikahan keduanya berakhir hanya delapan bulan dengan kematian misterius sang istri. Sebelumnya, di penjara, Shue membual bahwa ia akan menikah tuju kali selama hidupnya. Kematian istri keduanya dan sejarah kekerasan Shue memiliki hubungan yang tipis tapi cukup bagi Preston untuk menggiringnya ke pengadilan.

Mary Jane Heaster menjadi saksi jaksa, dan Preston berusaha untuk menghindari bagian tentang hantu putrinya itu, karena akan dianggap sebagai desas-desus belaka.

Untuk membuktikan bahwa dia tidak dapat dipercaya, pengacara Shue menanyakan Heaster secara ekstensif tentang kunjungan hantu putrinya. Taktik itu berhasil, Heaster menolak meragukan laporannya.

Banyak anggota masyarakat yang tampak percaya pada cerita Heaster, dan Shue tidak melakukan apapun untuk membela diri, hanya mengoceh dan meminta para juri "untuk melihat ke wajahnya dan katakan dia bersalah."

Greenbrier Independent melaporkan bahwa pernyataan dan sikapnya tidak membantu membuat para pengunjung sidang bersimpati padanya. Juri berunding hanya selama sejam sepuluh menit sebelum menjatuhkan putusan bersalah.

Shue dihukum penjara seumur hidup, tapi tewas segera setelah terjadi wabah campak dan peneumonia yang menyerang penjara itu dalam musim semi 1900. Ny. Heaster hidup hingga tahun 1916, dan tidak pernah menyangkal cerita tentang hantu Elva.


Penanda sejarah di Greenbrier County dibuat untuk memperingati kematian Elva dan kasus pengadilan yang tidak biasa itu. Menjadi satu-satunya kasus dimana hantu membantu memenjarakan seorang pembunuh.

Wednesday, August 21, 2013

13 Fakta Unik Haji

Menunaikan ibadah Haji merupakan impian setiap umat karena Haji merupakan salah satu rukun Islam, namun ternyata Haji menyimpan banyak fakta menarik. Apa saja itu ?

1. Thawaf (berputar mengelilingi Kabah)



Telah dilakukan umat sejak nabi-nabi sebelum Nabi Ibrahim. Thawaf meniru malaikat-malaikat yang mengelilingi Kabah nurani di surga. Thawaf sebagai ritual Haji ditafsirkan sebagai simbol penyatuan dengan gerak alami, seperti alam semesta yang bergerak dengan cara berputar.

2. SaI (berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah)


Dilakukan untuk mengenang istri Nabi Ibrahim, Hajar, sewaktu berjuang mencari air untuk bayi mereka yang kehausan, Ismail. Maknanya, sesungguhnya Allah menghargai setiap usaha manusia walau manusia merasa gagal. Hasil yang Dia berikan bisa datang dari arah yang tak terduga karena tidak ada usaha yang sia-sia di mata Allah.

3. Wukuf (berdiam diri di padang Arafah)


Untuk mengenang bertemunya kembali Nabi Adam dengan Siti Hawa setelah berpisah cukup lama di bumi. Adam dan Hawa diperintah Allah keluar dari Surga ke dunia karena melanggar perintahNya untuk tidak menyentuh buah khuldi.

4. Lempar Jumroh


Lempar jumrah atau lontar jumrah adalah sebuah kegiatan yang merupakan bagian dari ibadah haji tahunan ke kota suci Mekkah, Arab Saudi. Para jemaah haji melemparkan batu-batu kecil ke tiga tiang (jumrah; bahasa Arab: jamarah, jamak: jamaraat) di kota Mina yang terletak dekat Mekkah.

5. Mengambil Batu di Muzdalifah


Para jemaah haji harus mengambil batu kerikil untuk melempar jumrah. Mereka mengambil di daerah yang bernaman Muzdalifah, uniknya batu kerikil di daerah ini tidak pernah habis.

6. Jumlah jamaah Haji


Total dari seluruh dunia setiap tahun selalu meningkat, tahun 2011 sebesar 2,5 juta jamaah dari seluruh dunia. 1,8 juta berasal dari luar Arab dan 800ribu berasal dari Arab.

7. Personel keamanan khusus


Arab Saudi menyiapkan personel keamanan khusus untuk ibadah Haji sebanyak 63 ribu pasukan, 22 ribu diantaranya berasal dari sipil, dan 6000 kendaraan. Ada sekitar 20 ribu petugas kesehatan untuk membantu jamaah Haji.

8. Luas Masjidil Haram


Luas Masjidil Haram saat ini 365 ribu meter persegi. Direncanakan tahun 2020 diperluas menjadi 587.250 meter persegi. Jika di hari-hari biasa (selain musim haji) dapat menampung 900 ribu jamaah, maka di musim Haji dapat menampung hingga 2 juta-an jamaah. Saat ini sedang ditingkatkan kapasitasnya untuk dapat menampung hingga 4 juta jamaah.


9. Air zamzam


Jumlah air zamzam yang dibagikan untuk jamaah Haji mencapai jutaan liter. Air zamzam ini sudah ada sejak jaman Nabi Ibrahim. Hingga kini menjadi sumber air bersih utama di Mekkah dan belum pernah mengalami kekeringan.

10. Ka'bah


Dibangun pertama kali oleh Nabi Adam. Nabi Ibrahim menemukan kembali atas petunjuk Allah dan membangunnya ulang dibantu Nabi Ismail. Kini Ka'bah terbuat dari marmer dan granit. Pintunya terbuat dari 280 kg emas murni. Kelambu hitam yang menutupi (kiswah) terbuat dari sutra terbaik dan kaligrafinya disulam dari benang emas dan perak seberat 150 kg.

11. Kuota Haji Indonesia


Kuota Haji untuk Indonesia setiap tahunnya adalah 211 ribu jamaah, 194 ribu jamaah Haji regular dan 17ribu jamaah Haji khusus. Indonesia merupakan Negara dengan jamaah Haji terbanyak.

12. Kurma Ajwa


Kurma ini yang dahulu sering di makan Nabi Muhammad SAW. jenis kurma yang paling lezat diantara kurma lainnya. khasiat dari kurma ini adalah di yakini bisa menyembuhakn penyakit dan racun.

13. Makam Rosulloh


Makam (pusara) Rasullullah SAW terletak di sebelah Timur Masjid Nabawi. Di tempat ini dahulu terdapat dua rumah, yaitu rumah Rasulullah SAW bersama Aisyah dan rumah Ali dengan Fatimah. Sejak Rasulullah SAW wafat pada tahun 11 H (632 M), rumah Rasullullah `SAW terbagi dua.Bagian arah kiblat (Selatan) utk makam Rasulullah SAW dan bagian Utara utk tempat tinggal Aisyah.

Saturday, March 2, 2013

Kisah-kisah di Balik Keajaiban Shalat Hajat



Mereka yang mendapatkan keajaiban Shalat Hajat
A. Menghidupkan Keledai yang Mati
Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakh’iy, dia berkata, “Seorang laki-laki menempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalan keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat, setelah itu berdoa. Dia mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh guna berjuang di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini. Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati ini.” Maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya.” (HR Baihaqi; ia mengatakan, sanad cerita ini shahih)


B. Tercapainya Seluruh Hajat
Di dalam kitab Hasyiyatu Ibnu ‘Aabidiin, disebutkan bahwa di dalam shalat hajat, pada rakaat pertama dibaca surah Al-Fatihah dan ayat Kursi tiga kali kemudian pada tiga rakaat sisanya dibaca surah Al-Fatihan dan Al-Ikhlash, Al-Falak, dan An-Nas satu kali. Maka itu sebanding dengan Lailatul Qadr . Guru-gurunya melaksanakan shalat ini, dan tercapai seluruh hajatnya.
C. Dikabulkan Permintaannya Oleh Khalifah Utsman bin Afan
Dalam kitab Mu’jamu ash-Shoghir wal Kabiir, Imam Thabrani menceritakan:
Ada seorang laki-laki memiliki kebutuhan (hajat), kemudian ia memintanya kepada Amirulmukminin Utsman bin Afan, tetapi Utsam bin Afan tidak memberikan apa yang dimintanya. Kemudian ia bertemu seseorang, yaitu Utsman bin Hunaif. Lalu ia mengadukan permasalannya kepadanya. Akhirnya, Utsman bin Hunaif menyuruhnya untuk melaksanakan shalat hajat, sebagaimana yang telah diajarkan –tata caranya– dalam hadits. Kemudian, ia pun mengerjakannya. Setelah itu, ia pun datang kembali menemui Utsam bin Afan. Tidak disangka, Utsam bin Afan memuliakannya dan mengabulkan permintaan laki-laki tersebut. Dengan kejadian itu, ia pun menemui Utman bin Hunaif (yang telah mengajarkannya shalat hajat) dan mengucapkan terima kasih kepadanya.
D. Ditolong Oleh Gubernur Thulun –Mesir–
Abu Al-Hasan As-Shaffar Al-Faqih berkata dan menceritakan,
Suatu ketika, kami bersama Al-Hasan bin Sufyan An-Naswi. Banyak orang-orang terhormat yang mengunjunginya dari berbagai negeri yang jauh untuk mengikuti majelis taklimnya, guna menuntut ilmu dan mencatat riwayat hadits.
Suatu hari, ia pergi menuju majelisnya, tempat ia menyampaikan riwayat-riwayat hadis, lalu ia berkata, “Dengarkanlah apa yang akan aku sampaikan kepada kalian sebelum kita memulai pelajaran. Kami memaklumi bahwa kalian adalah sekelompok orang yang diberikan banyak kenikmatan dan termasuk orang-orang yang terpandang. Kalian tinggalkan negeri kalian, berpisah dari kampung halaman dan teman-teman, hanya demi menuntut ilmu dan mencatat riwayat hadits. Kalian tidak menyadari bahwa kalian telah menempuh semua kesulitan ini demi ilmu, atau telah menanggung apa yang telah kalian tanggung, yaitu berupa kesusahan dan kelelahan yang menjadi salah satu konsekuensinya. Sesungguhnya aku ingin menceritakan kepada kalian sebagian kesulitan yang aku alami di dalam menuntut ilmu, serta bagaimana Allah SWT memberikan jalan keluar untukku dan para sahabatku –dengan keberkahan ilmu dan kemurnian aqidah– dari segala kesempitan dan kesulitan. Ketahuilah, sejak muda aku telah meninggalkan kampung halaman untuk menuntut ilmu dan mencatat riwayat hadits.
Takdir membawaku sampai ke Maroko, kemudian menuju Mesir, bersama tujuh orang sahabatku sesama penuntut ilmu dan pendengar hadits. Kami lalu berguru kepada seorang guru, ulama yang paling menonjol pada waktu itu. Paling banyak meriwayatkan hadits, paling mengetahui sanad-sanadnya, dan paling otentik periwayatan hadisnya. Ia menjelaskan hadis setiap hari sedikit demi sedikit, sehingga memakan waktu yang cukup lama. Akibatnya, kami menjadi kehabisan bekal. Kondisinya sampai memaksa kami untuk menjual barang-barang yang kami bawa, berupa baju dan celana. Akhirnya, tidak ada lagi milik kami yang tersisa untuk memperoleh biaya makan satu hari pun.
Tiga hari tiga malam kami lalui tanpa dapat mencicipi sesuatu apa pun. Sampai pada suatu pagi di hari keempat, tak satu pun di antara kami yang dapat bergerak karena kelaparan. Kondisinya memaksa kami harus menahan rasa malu dan mengorbankan muka kami untuk meminta-minta, padahal diri kami menolak dan hati kami merasa keberatan.
Setiap orang dari kami menolak melakukan hal itu, namun situasi dan kondisinya benar-benar memaksa untuk meminta-minta. Akhirnya, semuanya sepakat untuk menuliskan nama-nama kami di atas sebuah kain dan meletakkannya di atas air, barangsiapa yang namanya muncul ke permukaan, maka ia yang harus pergi meminta dan mencari makanan untuk dirinya serta sahabat-sahabatnya.
Kain yang tertulis dengan namaku kemudian muncul ke permukaan. Aku bingung dan terkejut, dalam hatiku menolak untuk meminta-minta dan menanggung hina. Lalu, aku bergegas pergi ke satu sudut masjid untuk melakukan shalat dua rakaat dalam waktu cukup lama. Berdoa kepada Allah SWT dengan nama-nama-Nya yang Mahaagung dan kalimat-kalimat-Nya yang Mahamulia, agar menghilangkan kesusahan ini dan memberikan jalan keluarnya.
Belum selesai aku melakukan shalat, seorang pemuda tampan tiba-tiba masuk ke dalam masjid dengan pakaian bersih dan bau yang wangi, diikuti oleh seorang pengawal yang memegang sebuah sapu tangan.
Ia bertanya, “Siapa di antara kalian yang bernama Al-Hasan bin Sufyan?”
Aku mengangkat kepalaku dari sujudku, lalu menjawab, “Aku Al-Hasan bin Sufyan, apa yang Anda inginkan?”
Ia menjawab, “Sesungguhnya sahabatku, Gubernur Ibnu Thulun menyampaikan salam hormat dan permohonan maafnya atas kelalaiannya di dalam memberikan perhatian mengenai kondisi kalian, juga atas kelalaian yang terjadi di dalam memenuhi hak-hak kalian. Ia mengirimkan sejumlah bekal untuk hari ini. Sedangkan besok, ia sendiri yang akan mengunjungi kalian untuk meminta maaf secara langsung.”
Pemuda tersebut memberikan di tanganku masing-masing sebuah pundi berisi uang seratus dinar. Aku heran dan kebingungan.
Maka, aku berkata kepada pemuda tersebut, “Ada kisah apakah dibalik ini semua?”
Ia berkata, “Aku adalah salah seorang pelayan khusus Gubernur Ibnu Thulun.
Pagi tadi, aku menemuinya bersama sejumlah sahabat yang lain, lalu gubernur mengatakan kepadaku, “Hari ini aku ingin menyendiri, maka pulanglah kalian ke rumah masing-masing!”
Aku pun pulang bersama yang lainnya. Sesampainya di rumah, belum sempat aku duduk, seorang utusan gubernur mendatangiku dengan tergesa-gesa, memintaku untuk kembali. Aku segera memenuhi panggilannya dan mendapatkan gubernur sedang berada sendirian di rumahnya. Ia meletakkan tangan kanannya di atas pinggangnya, menahan rasa sakit yang teramat sangat di dalam perutnya.
Ia berkata kepadaku, “Apakah engkau mengenal Al-Hasan bin Sufyan dan sahabat-sahabatnya?”
Aku menjawab, “Tidak.”
Ia berkata lagi, “Pergilah ke sektor fulan dan masjid fulan, bawalah pundi-pundi ini dan serahkan kepadanya dan para sahabatnya. Sudah tiga hari mereka kelaparan dengan kondisi yang mengenaskan. Sampaikan permintaan maafku, dan katakan bahwa besok pagi aku akan mengunjungi mereka untuk meminta maaf secara langsung.”
Pemuda itu berkata, “Aku menanyakan tentang sebab yang membuatnya berbuat demikian, maka ia berkata, ‘Ketika aku masuk ke dalam rumah ini sendiri untuk beristirahat sesaat, aku tertidur dan bermimpi melihat seorang penunggang kuda sedang berlari di angkasa dengan begitu stabilnya –seperti layaknya berlari di atas hamparan bumi– sambil memegang sebilah tombak. Aku melihatnya sambil tercengang hingga ia turun di depan pintu rumah ini, lalu meletakkan tombaknya di atas pinggangku, dan berkata, ‘Bangun, dan temuilah Al-Hasan bin Sufyan dan para sahabatnya.’ Bangun, dan temuilah mereka, sesungguhnya mereka kelaparan sejak tiga hari yang lalu di masjid fulan!’
Aku bertanya, ‘Siapakah engkau?” Ia menjawab, ‘Aku Ridhwan, penjaga pintu surga.’ Semenjak ia meletakkan ujung tombaknya di pinggangku, aku merasakan sakit yang teramat sangat, membuatku tidak dapat bergerak. Maka, segeralah engkau sampaikan uang ini kepada mereka, agar rasa sakit ini menghilang dariku.”
Al-Hasan berkata, “Kami tercengang mendengar kisah tersebut, bersyukur kepada Allah SWT dan dapat memperbaiki kembali kondisi kami. Namun, diri kami merasa tidak nyaman lagi untuk menetap di tempat itu. Agar kami tidak dikunjungi oleh gubernur dan rahasia kami diketahui oleh orang lain, sehingga menyembabkan melambungnya reputasi dan kedudukan kami, dan semua itu akan menimbulkan sifat riya’. Maka, malam itu juga kami meninggalkan Mesir. Dan, ternyata setiap orang dari kami menjadi seorang tokoh ulama dan terpandang di zamannya.
Keesokan paginya, Gubernur Ibnu Thulun datang ke tempat itu untuk mengunjungi kami, lalu dikabarkan kepadanya mengenai kepergian kami. Kemudian, ia memerintahkan untuk membeli pertokoan/pasar seluruhya dan mewakafkannya untuk kepentingan masjid dan para perantau, orang-orang penting, dan para penuntut ilmu sebagai bekal mereka, agar kebutuhan mereka tidak lagi terabaikan dan tidak mengalami seperti yang kami alami. Semua itu disebabkan oleh kekuatan agama, kebersihan aqidah dan Allah SWT Maha Pemberi Taufiq.”
***

Cerita Misteri Tengah Malam, NYATA


Melihat Peristiwa Di ‘Alam Gaib’
Bisakah kita melihat ‘makhluk’ dimensi lain? Bagaimana rupa mereka itu? Apakah mereka juga memakai kendaraan seperti kita? Apakah mereka juga bersosialisasi? Apakah mereka juga bisa terluka ?
Inilah sebuah peristiwa yang sangat unik. Bukan penggalan cerita televisi, yang lagi ‘musim’ menceritakan keberadaan alam gaib. Seperti sinetron Jinny oh Jinny, tuyul mbak yul, Jin dan Jun, atau sinetron sejenisnya….
Waktu itu sore hari, hujan sedang rintik-rintik membasahi bumi. Matahari sudah turun di ufuk barat, menunjukkan waktu maghrib hampir tiba. Para binatang ternak sudah masuk ke kandangnya masing-masing, bahkan yang namanya ayam, tidak berani lagi berkeliaran di pelataran karena matanya tidak lagi bisa melihat ketika senja telah tiba.


Para santri dan jamaah masjid keluar dari rumahnya untuk menuju masjid atau mushalla atau surau tempat mereka melakukan shalat berjamaah. Pada saat itu saya sedang berada di perjalanan. Kendaraan yang saya kemudikan melintasi sebuah daerah yang tidak asing bagi saya. Saya sering kali melalui jalan tengah kota.
Mobil bergerak perlahan, karena cuaca lagi remang-remang disertai hujan rintik. Di depan sebuah bangunan yang agak tua, tiba-tiba kipas pembersih kaca mobil sebelah kiri terlepas dan jatuh.
Maka dengan perlahan saya hentikan mobil. Kira-kira berjarak lima puluh meter ke depan. Saya pun mencari kipas yang terjatuh.
Anehnya, dalam waktu yang cukup lama, saya tidak juga menemukan kipasnya. Bahkan sampai berjalan dengan jongkok dalam jarak yang cukup jauh dari kejadian itu, tidak juga benda itu saya temukan.
Hari sudah mulai gelap. Suara adzan maghrib dari surau terdekat lamat-lamat sudah mulai menghilang. Mungkin, orang–orang di masjid sudah mulai melakukan shalat berjamaah.
Karena sampai jauh tidak juga saya temukan benda yang saya cari itu, maka dengan agak frustasi saya kembali ke tempat mobil yang saya hentikan itu.
Saya memutuskan balik ke mobil. Ketika berjalan ke arah mobil, dari arah belakang saya melaju sebuah mobil berwarna putih. Kira-kira hanya berjarak satu meter dari tempat saya berjalan.
Persis di samping saya, mobil putih itu menabrak dua orang yang lagi menyeberang jalan. Maka terjadilah peristiwa tabrakan itu dengan diikuti suara yang sangat keras.
Tentu saja saya terkejut. Kejadiannya sangat tiba-tiba. Saya saksikan semua kejadian itu dengan begitu jelas. Mobil berwarna putih itu berhenti sekitar satu meter dari tempat saya berdiri.
Yang tragis adalah, di bawah ban mobil depan masih tergeletak seorang wanita tua. Ia mengenakan kain panjang bermotif batik. Darah berceceran di sekitar tubuhnya. Sementara, seorang lelaki tua juga tergeletak di depan mobil dengan jarak sekitar dua meter dari mobil itu. Di dekat laki-laki itu terdapat keranjang yang berisi beberapa kain yang juga tercecer berserakan di tengah jalan. Sungguh pemandangan yang sangat menggiriskan hati di cuaca yang agak remang-remang.
Begitu paniknya saya menyaksikan kejadian itu. Tak ayal lagi saya berteriak minta bantuan orang-orang di sekitar. Saya bergegas menghentikan setiap mobil yang lewat agar menolongnya. Saya masih ingat bahwa mobil yang saya hentikan waktu itu, yang pertama kali lewat adalah mobil kijang warna biru metalik. Kemudian mobil taft warna hijau tua. Kemudian masih ada dua mobil lagi di belakangnya yang ikut berhenti.
Ketika saya menghentikan mobil taft warna hijau tua itu saya sempat memegang tangan seorang laki-laki yang duduk di kursi depan sebelah kiri, dan saya tarik dia supaya keluar dari mobilnya untuk menolong kecelakaan itu.
Bahkan saya sempat mencegat mobil angkutan umum di deretan paling belakang. Saya masuk ke dalam mobil angkutan itu. Di dalamnya banyak sekali penumpang duduk berjubel. Saya minta tolong pada mereka, tetapi para penumpang itu tidak memperdulikan saya, mereka hanya berdiam diri tanpa komentar apa-apa…..
Sayapun turun dari angkot itu dan saya bergegas lagi menuju ke tempat kecelakaan yang jaraknya hanya beberapa meter. Saya berjalan agak cepat kearah kejadian dengan menerobos keramaian orang-orang yang berkerumun. Sambil sesekali menoleh kearah belakang, kalau-kalau ada bantuan lain yang datang menolong.
Ketika sampai di titik kejadian, setelah melewati kerumunan banyak orang, saya menjadi terbengong dan terpaku. Ternyata orang yang tertabrak itu sudah tidak ada lagi di tempatnya. Tidak ada darah. Tidak ada keranjang. dan tidak ada pakaian yang tercecer.
Saya menoleh ke arah mobil warna putih itu. Ternyata mobil itu juga tidak ada. Mobil kijang biru, juga tidak ada. Mobil taft juga tidak ada. Termasuk angkutan umum yang disesaki penumpang…
Saya pun menoleh ke tempat orang-orang yang berkerumun. Ah, mereka juga tidak ada semuanya…. Keadaan di jalan itu sunyi senyap. Tak ada seorangpun yang berdiri disitu. Tak ada sebuah pun mobil yang lewat. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan baru terjadi sebuah peristiwa. Saya terkesiap, tidak mampu berkata-kata. Apa sebenarnya yang sedang terjadi …?
Di tengah-tengah kondisi hati yang berkecamuk, saya melihat di dekat kejadian itu ada sebuah warung kecil. Di dalamnya ada seorang bapak tua yang berjualan rokok. Dia menggunakan ikat kepala, layaknya orang yang berasal dari daerah jawa tengah. Orang tua itu sedang asyik mengisap rokoknya, sambil melayangkan pandangannya lurus-lurus kedepan, seperti orang yang lagi melamun.
Saya dekati bapak tua itu, dan saya pun bertanya kepadanya : “…Pak, kemana orang-orang itu semua, bapak melihat kejadian tadi? ‘Orang tua itu tidak sedikit pun menoleh ke arah saya. Tapi ia menjawab: kejadian apa? Saya sejak tadi di sini tidak ada kejadian apa-apa…! “
Bulu kuduk saya berdiri, mendengar jawaban itu. Saya usap kedua mata saya, saya cubit lengan saya. Saya tidak sedang bermimpi. Tapi saya baru saja menyaksikan suatu peristiwa yang luar biasa.
Akhirnya dengan perasaan yang tidak karuan, saya cepat-cepat pulang menuju rumah. Saya masih penasaran. Keesokan harinya pagi-pagi sekali saya menuju ke tempat kejadian itu untuk mencari kembali kipas kaca mobil yang terlepas tadi malam. Sekalian sambil ingin menyaksikan ulang bekas peristiwa tadi malam. Sesampai di tempat kejadian itu saya bertambah merinding…!
Ternyata, selain kipas mobil tidak saya temukan, satu lagi yang membuat saya termangu adalah, di tempat itu ternyata sunyi sekali. Tidak ada seorang pun yang berjualan, tidak ada bekas-bekas kecelakaan, bahkan penjual rokok beserta warungnya pun tidak ada …!
Saya tetap penasaran. Saking tidak kuatnya menahan gejolak hati, keesokan harinya saya bercerita kepada beberapa orang teman dekat.
Satu hal lagi yang membuat bulu kuduk menjadi berdiri…!
Ketika saya bercerita tentang hal itu, ada seseorang yang memberikan kesaksiannya. Ia pernah diberi tahu oleh orang tuanya, bahwa di tempat kejadian yang saya ceritakan itu memang pernah terjadi peristiwa yang persis seperti apa yang saya lihat itu. Tetapi katanya, peristiwa itu sudah terjadi sekitar dua belas tahun yang lalu…. Subhaanallah! Mendengar kesaksian itu semua orang saling pandang….! Berbagai perasaan berkecamuk jadi satu. Antara percaya dan tidak percaya. Antara heran dan penasaran.
Ada satu lagi yang lebih aneh, ternyata penjual rokok beserta warungnya itu juga misterius. Ia tidak mengetahui kalau ada kejadian yang `begitu hebat’ di dekatnya! Berarti antara penjual rokok dan kecelakaan itu terjadi pada dua dunia yang berbeda, sebab mereka tidak saling mengetahui….
Pembaca, dari kejadian itu, apa yang terpikir di benak kita? Semoga kita semakin mengakui bahwa betapa kecilnya diri kita ini.
Ada satu kesimpulan menarik darinya, yaitu ternyata ada dunia lain yang sedang berlangsung di samping dunia kita ini. Allah Swt telah sedikit membuka tabir tentang rahasia alam ciptaanNya yang luar biasa itu kepada kita semua.
Bahwa di balik dunia kita, ternyata memang ada suatu kehidupan lain. Bahwa kehidupan itu, satu dengan lainnya, berada pada tingkatan atau pada dimensi yang berbeda. Sehingga penjual rokok yang penuh misteri itupun tidak mengetahui terjadinya kecelakaan yang ada di dekatnya.
Antara peristiwa kecelakaan, dengan penjual rokok itu, terpisah oleh sebuah tabir. Saat saya menyaksikan kejadian itu, rupanya Allah sedang menyingkap tabir itu sedikit, sehingga saya bisa ‘menonton’ dunia yang tidak sama secara bersamaan di waktu maghrib itu….
Terjadi adanya relatifitas waktu antara kejadian yang saat itu saya saksikan dengan kejadian sesungguhnya, yang katanya peristiwa itu terjadi sudah dua belas tahun yang telah lalu.(…wallahu ‘alam)
Waktu maghrib adalah waktu khusus yang mungkin harus diperhatikan oleh setiap manusia. Saat itu matahari telah turun, dimana akan terjadi pergantian dari siang menuju malam. Waktu semacam itu oleh agama kita disebut waktu maghrib, yang perlu sekali pada saat itu manusia menyembah dan mengagungkan Tuhannya. Allaahu Akbar..!
Dengan mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, membuktikan bahwa manusia tak mempunyai daya apa-apa. Saya jadi teringat petuah para orang tua kepada anak-anaknya di zaman dahulu. Jika waktu senja telah datang, jika waktu shalat maghrib telah tiba, janganlah lagi ada yang diluar rumah…masuklah ke dalam rumah, cepat ambil air wudhu’ untuk melakukan shalat maghrib dalam rangka mengabdi dan menyembah kepada Tuhannya langit dan bumi ini.
Semoga dari peristiwa aneh tersebut, kita dapat mengambil positifnya. Semoga kita bertambah yakin akan datangnya hari perhitungan, yang akan terjadi pada dunia lain setelah terjadinya hari berbangkit kelak.
Semoga semua itu akan menjadikan kita semakin yakin akan Kekuasaan Allah yang tiada terhingga. Dan semoga menjadikan kita semua lebih berhati-hati dalam menjalani hidup ini… Insya Allah..
***

Amung

Label